Politik dan Kekuasaan Keseharian -->
Cari Berita

Advertisement

Politik dan Kekuasaan Keseharian

Jumat, 25 Juni 2021


 

POLITIK dan kekuasaan (power) jadi dua segi mata uang yang sama-sama bersisihan dan tidak dipisahkan keduanya. Ke-2 nya sentuh ke aspek yang lain, seperti ekonomi, sosial, dan budaya.


Oxford Dictionary mendeskripsikan politik sebagai usaha memperoleh dan memakai kekuasaan di kehidupan khalayak dan usaha memengaruhi beragam keputusan yang berpengaruh di suatu negara atau warga.


Sementara kekuasaan (power) mengarah ke wewenang yang dipunyai oleh pribadi atau barisan. Max Weber mengartikan kekuasaan sebagai fasilitas untuk seorang untuk capai kemauannya.


Pertimbangan sama disebutkan Friedrich Nietzsche jika pada intinya manusia mempunyai keinginan untuk berkuasa, biasanya didapat pada jalan kuasai atau memengaruhi seseorang.


Dalam kerangka persaingan perebutan kekuasaan, perselisihan antarindividu atau barisan memungkinkan muncul karena menurut Thomas Hobbes manusia lewat cara natural menjadi "serigala" untuk sesamanya (homo homini lupus).


Untuk mendapat dan menjaga kekuasaan, manusia akan lakukan apa saja sekalinya dia harus sakiti manusia yang lain.



[H2] Kekerasan dalam bebatan politik dan kekuasaan [/H2]


Setiap tingkat kehidupan sosial, kekuasaan sama seperti seperti barang bernilai yang diharapkan sekalian dipertahankan secara habis-habisan oleh pemiliknya.


Peroleh info, ide dan insight di e-mail kamu.


Daftarkan e-mail


Dalam kerangka politik negara misalkan, kita dapat menyaksikan contoh kup Angkatan Militer Myanmar atau Tatmadaw yang berusaha menjungkal pemerintah syah yang tercipta lewat proses demokratis.


Kup militer yang mengakibatkan minimal lebih dari 400 masyarakat sipil terbunuh ini muncul karena Tatmadaw sebagai kemampuan militer sekalian kekuataan politik yang memimpin susunan pemerintah berusaha menjaga kekuasaannya yang sudah abadi sepanjang periode waktu 70 tahun pascakolonialisme Myanmar.


Untuk jaga totalitas kekuasaannya, Tatmadaw lakukan operasi militer yang memiliki sifat koersif dan penuh intimidasi. Satu diantaranya ialah pembantaian pada barisan minoritas etnis Rohingya sepanjang periode waktu satu dasawarsa.